ILMU BUDAYA DASAR
Nama = paksi pandu pradana
kelas =1KB08
NPM =26113804
Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa
Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasih.Walaupun cinta kasih mengandung arti hamper
bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih
mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan
kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Cinta memegang peranan
yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam
kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang
erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta
adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia
menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada
syariat-Nya.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan
kepuasan dan ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya,
cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan
mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman, dan
perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.
Cinta memiliki 3 unsur apa saja kah ada di bawah ini :
1) KemesraanMenurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari
kata “mesra” yang artinya simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab
antara setiap individu.
2) Belas KasihBelas kasih adalah hati yang iba dan rasa
saying atau cinta kepada sesuatu atau seseorang. Arti lain yakni mengucapkan
syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa kebutuhan seseorang
yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus keluar dari
hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas
kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelas kasihi. Karena kita
sekarang berada pada kemanusiaan dan kesadaran hokum yang menjadi nilai
universal, maka setiap permasalahan harus didekati secara professional.
3) Pemujaan dan PemujianPemujaan merupakan bentuk
penghormatan seseorang kepada sesuatu yang tentu akan melahirkan pujian sebagai
bentuk apresiasi bahkan boleh dikatakan sebagai bagian dari penghormatan itu
sendiri. Di dalamnya, ada makna ketakjuban dan penghargaan atas segala kebaikan
dan kelebihan.
Memanifestikan cinta banyak sekali ragamnya, salah satunya
dengan melalui lambang. Lambang dalam hal ini merupakan sebuah bentuk media
dalam mengungkapkan rasa cinta itu. Lambing dapat berupa bahasa, seperti
cerita, pantun, syair, puisi, dan lain-lain. Dapat berupa gerak, seperti tari.
Dapat berupa suara atau bunyi, seperti lagu dan musik. Dapat berupa warna dan
rupa, seperti lukisan, hiasan, bangunan, dan lain-lain. Tapi perlu dipahami,
lambang yang disebutkan di atas maupun jenis lambang yang lain bukan merupakan
objek cinta (yang oerlu dicurahkan rasa cinta), akan tetapi lambang-lambang
tersebut adalah jalan atau cara bahkan nerupakan media untuk mencintai.
Cinta menurut agama
Cinta (love) dalam ajaran Islam
Cinta (love) secara bahasa adalah suka sekali dan senang
sekali. Cinta secara istilah ialah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk
hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan
dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah.
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas iman.
Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia
juga merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut term (istilah) Islam belum
akan diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa (para pembesar
dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada
mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan (azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.( Al-Qur’an Surat At-Taubat, 9: 24)
2.1 Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min Allah)
Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk Allah,
manusia berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa
hubungan ritual (ibadah) dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk
agama merasa yakin bahwa dengan selalu mengadakan hubungan baik dengan Tuhan,
maka hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia tidaknya hidup seseorang
adalah tergantung kepada hubungan baik tidaknya terhadap Allah.
Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada
Khalik (Penciptanya), dengan jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan
mematuhi secara konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya
dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini
tidak bisa terlepas dari yang disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.
2.2 Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik berupa
udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain merupakan prasarana kehidupan
yang harus tetap terpelihara keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak
lingkungan harus dicegah, karena dapat berakibat kehidupan yang tidak bersih,
tidak tertib, dan tidak aman. Itulah sebabnya Islam melarang, bahkan mengutuk
orang-orang yang melakukan kegiatan yang dapat merusak lingkungan.
Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua binatang dan
melarang ummatnya untuk menyiksa binatang. Karena binatang adalah juga makhluk
ciptaan Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan tentu saja tidak
boleh melukai dan menyiksa mereka. Bahkan sebagai salah satu sumber makanan,
kita juga harus menghormati mereka dengan berdo’a, dengan tidak membunuh mereka
lebih dari yang kita makan.
Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta yang saling dukung-mendukung
dengan seluruh bagian alam itu, dan karena individu-individu manusia merupakan
bagian yang tak terpisahkan dan secara laras bekerja sama dengan seluruh alam
semesta ini, maka tidak boleh ada ketidakserasian antara mereka satu sama lain.
2.3 Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak bisa
lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran Islam, cinta
terhadap Tuhan yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama
manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya
akhlak.
Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari
kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa kemanusiaan itu merupakan satu
kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk satu masyarakat,
berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk saling melengkapi
satu sama lain dalam mencapai tujuan, supaya dengan begitu ia cocok pula untuk
saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu pula.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian
saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu
sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu
sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S.
Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia adalah dengan
tolong-menolong, kenal mengenal (saling mengenal) dan keserasian. Menurut
pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan, salah
satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.
Makna Kasih Sayang
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat
luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa
makna kasih sayang yang
sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda
kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang
terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain.
Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar
hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun
lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat,
saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih
dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak
memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi
memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
Contoh-contoh Tentang Kasih Sayang
a. Kasih
sayang terhadap Allah
b. Kasih sayang terhadap Rasul
c. Kasih sayang terhadap sesama
manusia
d. Kasih sayang terhadap hewan, dan
e. Kasih
saying terhadap tumbuhan
Macam-macam Cinta Kasih dari Orang Tua
Adanya kasih sayang ini
mempengaruhi kehidupan sianak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan
kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian
cinta kasih ini dapat dibedakan:
1. Orang
tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap
anaknya baik berupa moral-material dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak
menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak
menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan
pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam
masyarakat.
2. Orang
tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih
sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang
tua mendiamkan saja tingkah laku si anak tidak memberikan perhatian apa yang
diperbuat anak.
3. Orang tua
bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah
lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat
dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak
ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4. Orang tua
bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih
sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan antara orang tua dan anak
saling intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling
membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui
atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap,
ditimang-timang,dinyanyikan, meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu dan
sebagainya.
demikian postingan saya ini saja yang saya tau mohon maaf
jika ada kekurangan karena setiap manusia tidak sempurna
referensi:
http://randiabul.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-cinta-kasih.html
https://raditaryo.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-cinta-kasih/
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2258301-pengertian-dan-unsur-unsur-cinta/